Mengkendek, Humas IAKN Toraja – Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja menggelar Ibadah Akhir Pekan Hari Kerja pada awal bulan April setelah menjalani libur dan cuti bersama hari suci nyepi dan idul fitri 1446 H. Kegiatan ini berlangsung di lobby Lantai 1 Gedung Rektorat, Kamis 10 April 2025 yang diikuti oleh Pimpinan, Dosen, serta Tenaga Kependidikan IAKN Toraja.
Ibadah ini dipimpin oleh Desti Samarenna, M.Th. selaku Pelayan Firman, Liturgis oleh Joffri Herman, S.IP., M.Si., dan Gayus Darius, M.Th. sebagai Pemain Musik. Dalam ibadah akhir pekan ini, Desti Samarenna menyampaikan Firman Tuhan dari Kitab Injil Matius 26:47-50.
Mengawali khotbahnya, pelayan firman menyampaikan bahwa akhir-akhir ini nama Yudas sangat terkenal, namun yang akan dibahas kali ini ialah Yudas Iskarit. Yudas Iskariot adalah salah satu dari 12 murid Yesus yang dipercaya menjadi bendahara dalam tim pelayanan Tuhan Yesus. Nama Yudas dikenal sepanjang masa karena keserakahannya menjual dan mengkhianati Yesus dengan imbalan 30 keping perak, dan yang lebih mengerikan lagi, Yudas mengkhianati Yesus dengan memakai ciuman yang biasanya dipakai sebagai ungkapan kasih sayang antar keluarga dan sesama manusia (Matius 26:47-50).
Dari kisah pengkhianatan Yudas ini, kita dapat belajar 4 (empat) hal tentang dosa yakni
- Dosa membuat hati manusia penuh dengan kelicikan. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yeremia 17 : 9)
- Hati yang dikuasai dosa dengan mudah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Ciuman yang fungsinya adalah ekpresi kasih dihalalkan menjadi sarana pengkhianatan yang sangat keji
- Orang dapat coba melupakan atau menutup-nutupi dosanya, namun satu fakta yang tak dapat dibantah adalah bahwa dosa tidak dapat dibatalkan, sekali terjadi tetap sudah terjadi. Yudas menyesal, ia mau mengembalikan uang 30 keping perak kepada imam-imam yahudi, namun yang sudah terjadi tetap terjadi.
- Dosa hanya membawa rasa bersalah sangat dalam yang harus ditanggung sendiri. Setelah pengkhianatan mengerikanyang Yudas lakukan itu, hidup yudas tidak pernah pulih. Ia kemudian mengakhiri hidupnya dengan sangat buruk yakni mati gantung diri (Matius 27:5).
Yang terutama penting untuk diingat adalah bahwa kita sering kali mengejek Yudas ketika kita membaca apa yang ia lakukan, sampai kita menyadari bahwa kita pada kenyataannya adalah Yudas. Kita mengkhianati Yesus. Dosa-dosa kita menuntunnya kepada kematian-Nya. Yesus memilih untuk mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita dan akhirnya menyelamatkan kita.
Penderitaan Yesus pada hari jumat agung mencakup: tubuh, jiwa dan roh. Penderitaan secara jasmani yakni fisiknya menderita teramat sangat karena pelbagai penyiksaan. Penderitaan secara psikologis, dimana jiwa Yesus menderita karena cercaan, hinaan ditambah dengan pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus. Penderitaan secara roh, dimana Bapa Sorgawi memalingkan wajahnya ketika Yesus sebagai Anak Domba Allah menanggung dosa isi dunia.
Dokumentasi & Narasi : Rusdin
Editor : AR.